Menurut Priyo, produk kerajinan perak asal China dan Thailand merupakan pesaing bagi produk kerajinan perak Kotagede di pasar internasional. Namun, produk kerajinan perak Kotagede menang dalam segi kualitas maupun desain. "Apalagi, khusus produk kerajinan perhiasan perak yang dihasilkan perajin Kotagede, selama ini belum tertandingi dari segi desain," kata Priyo, pengusaha kerajinan perak yang mempekerjakan puluhan perajin itu.
Priyo yang juga menjabat Ketua Pengawas Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) tersebut, mengatakan, sebenarnya tidak ada serbuan produk kerajinan perak asal China maupun Thailand ke Indonesia.
"Semua itu hanya isu, apalagi pajak masuk ke Indonesia bagi produk kerajinan perak dari luar negeri sangat tinggi. Jadi, jika produk mereka dipasarkan di Indonesia, jelas akan kalah bersaing dalam hal harga," katanya.
Selain itu, pengusaha kerajinan perak di China tidak menerima pesanan dalam jumlah sedikit, tetapi harus banyak.
Priyo mengatakan, saat ini pemasaran produk kerajinan perak Kotagede memang lesu, apalagi jumlah wisatawan yang datang ke sentra produksi kerajinan tersebut makin menurun. Saat ramai pengunjung hanya pada libur panjang keagamaan atau akhir tahun. "Sebenarnya yang dibutuhkan para perajin perak adalah bantuan pelatihan pemasaran produk mereka. Perajin harus diajari memasarkan produknya, terutama di saat sepi konsumen," katanya.
Menurut Priyo perajin perlu diajari menjemput konsumen, dan tidak hanya menunggu konsumen datang, termasuk dalam hal promosi. "Pemerintah setempat memang sudah banyak membantu para perajin perak Kotagede, hanya masih perlu ditingkatkan, termasuk bagaimana mempromosikan produk mereka ke luar negeri," tambah Priyo.
sumber : kompas